Rabu, 03 Mei 2017

AKU MINTA MAAF

Aku minta maaf kalo aku salah
Aku minta maaf kalo kata kata ku ada  yang nyakitin kamu
Aku minta maaf pernah memaksa mu buat jadi tentara
Aku minta maaf karena aku nyuruh kamu jadi orang kaya
Aku bilang gitu karena aku tertekan
Aku tertekan sama keadaan ku sendiri
Harusnya aku gak usah bilang apa apa ke kamu
Aku minta maaf udah curiga sama kamu
Aku minta maaf udah sering ngetes kamu
Aku kayak gitu karena aku  Cuman butuh perhatian lebih dari kamu
Aku minta maaf kalo aku suka ganggu kamu
Aku minta maaf kalo suka marah marah sama kamu
Aku kayak gitu karena aku kangen kamu
Aku nyuruh kamu tegas untuk mengingatkan apa yang aku lupa
Aku gak nyuruh kamu tegas trus marah marah sama aku
Aku tau kamu gak mau tau
Tapi aku mau kamu itu kembali seperti dulu
Aku bingung
Aku gak tau kenapa aku begitu merindukan mu
Aku bingung
Kenapa kamu menghindar dari ku
Tapi kamu masih bilang sayang ke aku.
Aku gak tau kamu mau baca pesan ini atau enggak
Entah aku gg tau
Aku takut pesan ini cuman kamu lihat sekilas tanpa kamu pahami
Bukan aku soudzon tapi aku takut
Takut kalo kamu sudah terlalu sibuk dengan dunia mu
Aku gak mau disakitin sama orang yang sayang sama aku
Aku gak mau nyalahin
Orang yang jelas jelas aku sayang


Wulandari intan
TO : seseorang yang aku tak tau jalan pikirannya 

Minggu, 30 April 2017

Untuk Kau yang Mengutuk ku

Sebelum semua ini terbuang sia sia

Lebih baik ku berikan saja kepada orang lain

Mungkin nampaknya aku mengkhianatimu

Tapi asal kau tau

Perhatian ini sangat besar untukmu

Ku pikirkan setiap malam sebelum aku tidur

Menghilangkan rasa kantuk ku untuk merindukan mu walau sesaat

Tapi nyatanya perhatian penuh kasih sayang ini

Tak berguna untuk mu

Jadi,..

Aku tak ingin menyia nyiakan nya

Ini perhatian tetap untukmu

Tetap dengan kasih sayang tulus dari ku

Hanya aku tak  menyampaikan nya lagi kepadamu

Aku berfikir mungkin lebih baik memberikannya kepada orang

Orang yang aku bayangkan dia tetap dirimu

Setidaknya aku merasa kau lah yang menerimanya

Kau mengutukku dengan kata katamu

Berhenti mencintai mu dengan tulus sedang aku lakukan

Tapi asal kau tau ini tidak muncul hanya dengan sekali sifat

Aku tak tau apakah kau berfikir aku ini penting

Tapi kau bisa melihat perhatianku kepada mu sangat penting

Tapi kau selalu kasar menerimanya

Kau tak pernah menghargainya

Jadi biarkan aku tetap memberikannya

Tapi melalui perantara

Agar hatiku tak perlu sakit sakitan terus

Tak perlu menangis nangis terus

Setidaknya aku membayangkan kau menanggapinya dengan baik

Walau nyata nya orang itu bukan lah kamu

Bukan kau

Yang sedang aku lupakan

Karena kau telah menggutukku habis habisan

Sabtu, 04 Maret 2017

Memeluk Senja

Dunia dan duniaku
Mulai berjauhan
Kisahmu dan kisahku
Tak lagi sama
Awal ku yang merasa tulus
Berhenti ditengah senja
Senja menepuk berlahan
Aku mengerti  ini bukan akhir yang indah
Tapi masa depanku
Terlihat cerah
Aku memeluk hilang
Lebur redam ....
Tak habis fikir
Hangatnya hanyalah fotomorgana
Karena nyata nya
Dunia ku dan dunia mu
Mulai berjauhan

Sabtu, 24 September 2016

PUISI : Hanya Asa



Hanya asa
Kuasai cinta dalam tubuhnya
Merayap pelan pelan menyentuh hatinya
Hanya asa yang akan menjatuhkan hatinya ke hatiku
Bila aku dapat menyambutnya begitu tepat
Maka cintanya tak akan pernah lepas lagi dariku
Genggaman ku tak akan mampu dilepas angin
Walau angin itu sebesar badai kematian
Tak akan pernah ada yang bisa melepaskannya
Cintaku
Tak akan pernah diselingi dengan kebencian
Cinta ku
Tak akan pernah dilumpuhkan oleh ingatan masalalu
Cintaku
Tak akan pernah menjatuhkannya kedalam lubang keterpurukan
Cintaku mencintainya
Takdirku menyayanginya
Sumpahku menjaga jiwa raganya
Karena hatiku terpaut pada suatu mata
Mata kegelisahan
Mata ketakutan akan datangnya nista yang durhaka
Dan mataku akan menjaga matanya
Menenangkannya
Karena matakulah dunia barunya
Tak ada nista
Tak ada duka
Tak akan pernah ada tetesan air mata
Karena mataku
tak akan rela menatap mendung dimatanya

Ciptaan :
ISW

Sabtu, 23 April 2016

Engkau Dan Waktu

Seiring berjalannya waktu aku mulai merindukan mu
Tetes peluh mu yang mengajarkan arti mengabdi
Memandang langit dengan leluasa disiang hari
Aku tak tau kenapa engkau begitu kuat
Engkau dijalan setapak tanpa menggunakan alas kaki
Aku kadang meriang menatapi nasib mu yang tak kunjung bahagia
Karena ku rasa pandangan mata mu diam tak berbinar
Aku tau kau butuh teman
Tapi kau lebih sungkan untuk bercekraman
Dan seiring berjalannya waktu
Bayanganmu mengingatkan aku tentang perjuangan
Peluhmu tak melemaskan ku untuk tetap berusaha
Berubah menjadi orang lain itu bukan kamu
Sehingga seiring berjalannya waktu
Aku.akan terus menganggapmu.malaikat
Yang mengajariku tegar
Di sepanjang jalan
Walau panas membakar kaki tanpa alas
Terus bersinar walau memang tampak gelap
Selalu melaju
Tanpa harus mendengarkan  harimau harimau itu
Kau
Mimpi
Dan
Waktu
Akan selalu mengingatkan aku

Intan septi wulandari
23 april 2016

Selasa, 07 Juli 2015

cerita sederhana



Bagaimana mungkin dia tak menjadi orang yang mudah tersinggung ?
Iya. Tak ada yang tau isi dan apa yang ia rasakan saat itu, bahkan kakak dan keluarganya. Sedari dia kecil hingga tlah mulai menjadi seorang gadis yang dewasa perasaan itu ia pendam dalam dalam. Kadang ia sendiri tak pernah tau mengapa dan bagaimana sifat pemarahnya bisa muncul dengan begitu cepat. Yang ia tau saat dia mulai terbakar emosi orang orang itu hanya akan menghujat dan memakinya saja karena sifatnya itu.
Emosi ? itu bukan salah satu sifat mutlak yang dimiliki oleh manusia menurutnya. Baginya sifat itu muncul dari sebuah kalbu yang sering kali dibuat menangis oleh orang – orang yang tak pernah mau tau sedang seperti apa kondisi hatinya.
Bahkan saat dia sudah merasa bersalah karena emosinya yang sudah diluapkan orang orang itu hanya mencaci dan menghujatnya bukan malah membantunya untuk menengangkan diri. Sakit memang tapi dia memang sendirian dalam membuat hatinya bahagia.
Bagaimana orangtuanya ?
Hah ! baginya satu satunya orang yang bisa memahami dan mau mendengarkan keluh kesahnya hanya seorang wanita yang dipanggilnya mama.
Bagaimana sosok ayahnya ?
Kadang ayah itu malaikat baginya tapi bila dia boleh jujur dari lubuk hatinya yang terdalam. Orang yang sering menanamkan benih sakit hati itu adalah ayahnya.
Bayangkan sedari kecil dia lebih sering dimarahi oleh sang ayah saat dia muak mendengar orang tuanya bertengkar. Bahkan setiap bulan puasa yang sudah ia tempuh selama belasan tahun hampir selalu ada kata kata sumpah serapah yang dihujat ayahnya untuk dia.
“ anak setan !”
“ ku sumpahkan kau cepat mati !”
“ anak anjing !”
  setan kau !”
Itu seperti kata kata wajib yang akan dia terima setiap datangnya ramadhan. Dari situ saja telah bisa dilogika mengapa gadis ini memiliki jiwa pemarah yang tinggi.
Amarahnya bukan karena sifat lahir tapi sedari kecil jiwanya selalu merasa hancur karena kata kata spontan yang orang tuanya beri.
Lalu bagaimana dengan saudaranya  ?
Dia bukanlah seorang anak tunggal. Dia memiliki beberapa abang. Bisa dikatakan dialah satu satunya anak perempuan dikeluarga itu.
Tak bisakah dia dibuat bahagia oleh abang-abangnya itu ?
Tak !
sekali lagi dia mengaku dari lubuk hatinya yang terdalam. Bahwa dia tak pernah sepenuhnya merasakan punya saudara.
Salah satu alasan yang mudah ditebak mungkin karena dia satu-satunya anak perempuan. Sehingga tak memiliki kecocokan dengan saudara laki-lakinya.
Dia juga diperlakukan sama oleh abang abangnya itu. Harus menghormati mereka. Harus sopan kepada mereka. Harus punya tutur kata yang baik pada mereka. Dan ia tau abang-abangya minta dipandang bahwa mereka berharga, tapi baginya sesuatu yang  berharga itu saat dia merasa nyaman dan damai bila telah didekat seseorang. Namun kenyataannya dia semakin tertekan, dia kadang mengeluh dalam hati dengan takdirnya menjadi anak gadis satu-satunya dalam keluarga itu, dia sering berkata dihatinya bahwa seorang adik bungsu yang satu satunya perempuan tak ingin diperlakukan seperti itu, bukannya dia tak mau menghargai kakaknya tapi peraturan itu membuatnya takut untuk lebih sering mengadu dengan abang-abangnya.  Dia ini seorang wanita bukan lelaki yang harus abangnya buat takut. Dia butuh tempat mengadu, dia butuh seseorang lelaki yang bisa membuatnya nyaman, dia butuh seseorang sosok  abang yang selalu memberikan kesejukan disaat dia sedang menangis ! merangkul dan bertanya apa yang sedang ia rasakan hari ini dan seterusnya.
“adik kenapa ? “
“ mari makan bareng abang ?”
“ sini abang mau dengar cerita adik disekolah tadi “
“ ayo dek ikut abang jalan – jalan. Kita bahagia-bahagia diluar dari pada dirumah bikin emosi aja!”
“ adik abang punya sesuatu buat adik “
“ adik jangan marah- marah terus ya,abangkan jadi sedih L
......
Namun kenyataanya apa ?
Kata kata itu hanya fatamorgana baginya. Dan itu tak akan pernah ia rasakan hingga hari tua. Tak akan pernah ada ia temui sosok abang yang sempurna yang akan memberikan kesejukan untuknya. Yang ada hanya saudara yang minta ditakuti buak dihormati.
Kadang ia sering sekali cemburu dibalik diamnya. Menatap abangnya yang begitu sayang dan perhatian dengan pacar – pacar mereka. Padahal pacar abangnya tak pernah mau tau apakah sang adik juga pernah diperlakukan sama seperti abangnya memperlakukan pacarnya itu.
Bila suatu saat pacarnya itu cemburu dengan sang adik. Baginya itu sangat menyakitkan, karena sesuatu yang tak pernah ia rasakan hingga akhirnya ia dapatkan ternyata hanya membuat orang lain  membencinya.
Kini salah satu abangnya sudah ada yang menikah. Jujur dia bahagia. Ada 3 alasan mengapa dia bahagia. Yaitu :
1.       Layaknya sang adik yang bahagia melihat kakaknya menikah. Dia menyanyangi kakaknya layak sang adik menyayangi sang kakak. Walau dia merasa belasan tahun ia hidup ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang kakak. Walau mereka hidup satu atap.
2.       Karena dia tak akan bertemu kakaknya dirumah itu lagi.  Bukannya dia benci tapi untuk apa harus bertemu kakaknya itu kalau bertegur sapa saja jarang. Dia juga sering dimarahi kalau dia sedang benar – benar pilu lalu marah-marah .
3.       Yang terakhir. Sebenarnya dia tak peduli dengan pernikahan kakaknya itu. Mempelai perempuannya pun tak pernah ia kenal. Dia pun tak dekat dengan sang kakak. Dia dipernikahan ini merasa sebagai tamu yang melihat kebahagian sang mempelai dari ujung pintu masuk sambil tersenyum. Bukan salah satu keluarga yang ikut merasa bahagia dan berfoto bersama disebelah mempelai.
Bagaimana dengan abang-abangnya yang lain ?
Sebenarnya ia benci dengan yang namanya cinta. Cinta itu bisa menghancurkan logika seseorang baginya. Dia tak peduli semua abangnya nanti menikah dengan siapa ? ia pun juga tak pernah mau peduli apakah wanita itu bisa menyayanginya seperti yang ia impikan belasan tahun itu.
Yang ia harapkan adalah siapapun wanita yang suatu saat nanti mendampingi abangnya nanti. Dia bisa menyayangi ibunya juga. Menjaga. Menghormati. Selalu baik. Dan tak pernah membenci ibunya.
Bila ada menantu yang tak menyayangi ibunya sepenuh hati seperti wanita itu menyayangi anak sang ibu. Dia berjanji didalam hati tak akan pernah menganggap wanita itu sebagai ipar dengan sepenuh hati.
Dia tak peduli bila dia tak disayang. Sudah biasa !
Tapi ibunya ? demi allah yang menciptakan manusia. Ia akan menghujat wanita itu.
Wanita itu tak akan mendapatkan cinta abangnya bila tak ada sang ibu yang melahirkan. Bukankah wanita itu juga punya ibu. Apakah dia ingin bila menantu ibunya tak menyayanginya ?
Jangan bilang cuman numpang lahir, mereka pikir ibu itu layaknya halte bus yang numpang transit.
Najiis !. orang orang durhaka dan sok hebat itu. Semoga yang seperti itu mendapatkan karmanya nanti.
Lalu seperti apa sahabat dimatanya ?
Ia punya sahabat. Walau hanya dapat dihitung dengan jari. Dia tak terlalu pandai bergaul, karena sang abang tak pernah mengajari dia bagaimana bergaul dengan orang.
Dia punya sahabat walau tak terlalu menarik cerita-cerita mereka. Dia punya sahabat.
Dia terbuka dalam bercerita dengan sahabatnya. Tapi sahabat-sahabatnya tak pernah tau isi hatinya dan kesedihannya. Dia punya sahabat tapi ia tak pernah mau menceritakan sedang seperti apa kondisi hatinya yang terdalam. Dia hanya ceritakan sebagian dari kepedihannya. Sehingga mereka sendiri ia suruh menduga – duga. Kadang hatinya tergalak sebentar saat sahabatnya salah menyimpulkan. Namun kadang ia sebal karena sahabatnya tak pernah mengerti dan memahami isi hatinya.
Kekasihnya bagaimana ?
Dia punya saudara lelaki dan mereka tak dekat layaknya saudara.
Dia merasa tak harus terlalu dekat dengan teman lelaki walau punya tapi hanaya teman biasa bukan sahabat.
Walau kadang ia cemburu melihat teman perempuanya akrab dengan teman lelaki. Sedangkan dia tak pernah bisa akrab seperti itu walau ingin.
Kekasih ? hingga saat ini hatinya tak pernah yakin dan belum mau mencintai seseorang dengan sepenuhnya.
Lelaki tak ada yang tulus menyayanginya.
Ayah tak terlalu sayang.
Abang ? lebih baik tak punya abang daripada punya tapi tak merasakan.
Kekasih ? lelaki itu penipu dan mata keranjang !

NB: jangan terlalu cepat menyimpulkan sifat seseorang walau anda orang sedarah sekalipun. Sifat itu bukan hanya tercipta dari lahir tapi juga dari sekitar yang tak pernah mempedulikannya. Bimbing mereka. Bahagiakan mereka. Jangan sakiti hati mereka. Usahakan membuat mereka nyaman. Jangan karena ingin dipandang kalian hancurkan kenyamanan hati seseorang. Apalagi dia seorang anak bungsu. Mereka sensitif, perasa,juga pengiba. Dan suatu saat nanti merekalah yang akan membantu kita saat tak ada orang yang peduli dengan kita.

Kamis, 02 Juli 2015

CERBUNG : Surat dari Sang Merpati



Usia ku yang memang masih mengharapkan kasih sayang dari banyak orang dan kenakalan ku yang sangat penasaran akan dunia membuat ku terbujur kaku di lentera lentera hitam yang menutupi bayangku. Aku sempat menyangkal akan rencana tuhan yang menurutku sangat buruk. Betapa malang nasibku saat aku harus merasakan kehancuran yang memang tak pernah ku harapkan. “ gadis belia sepertiku hanya harus menikmati suasana yang menjijikan setiap malam !”, batinku saat aku harus menerima dengan lapang pinangan lelaki tua yang telah di jodohkan denganku. Jarak umurku dan dia mungkin saja berkisaran 5 tahun tapi bagiku ini sangat tidak pantas karena aku juga masih ingin menikmati bangku sekolah seperti teman – temanku yang lain.
Kini ku baca lagi satu persatu surat terkahir dari sahabatku sebelum aku harus pergi meninggalkan kampung ini karena status yang telah mengikatku kini.
Salah satu surat lusuh itu ada yang mampu meneteskan air mata seakan memberi tanda aku harus menghentikan keterpurukan ku ini.
Untuk nona manisku
Assalamualaikum gadis manis yang pernah ku lihat di gerbang sekolah
Aku kini mengetahui bagaimana hancurnya perasaanmu saat kau dihujat oleh teman – teman satu kelas kita. Aku tau kau tak inginkan keputusan yang buruk ini. Aku juga tau kau masih ingin menikmati masa muda mu dan ikut berjuang bersama kami untuk berteriak bersama dan berkata KITA LULUS. Tapi harus kau tau ini adalah takdir tuhan yang menurutku tidak bisa diganggu gugat lagi. Bukannya aku ingin membuatmu semakin terpuruk dengan kata – kata yang entah dapat berkenang dihatimu. Aku hanya ingin membuat mu tegar dan yakin kalau kau tak akan hacur karena kejadian yang menghacurkan segala  mimpi – mimpi yang kau simpan di botol mimpi kita. Bukankah aku sempat bilang kepada mu beberapa hari sebelum kejadian pahit ini kau dapatkan ? entahlah, mungkin kau telah lupa.  Hmm, saat itu aku bertemu dengan mu diluar sekolah saat perjalanan pulang lalu aku dengan tertati tatih mengikuti langkahmu yang begitu cepat. Aku tau kau gadis manis tinggi semampai yang membuat ku selalu bertingkah bodoh tapi untuk kali itu aku tak ingin keliru dan terlambat. Ku bilang kan padamu “ langit mendung tak akan selamanya menakutkan bagi kita yang merasa ketakutan akan kegelapan karena langit mendung akan segera membasuh jalan jalan yang memang akan menghacurkan langkah kita yang mungkin lebih mengerikan dari kegelapan. Terbukti akan adanya air suci yang mampu mendinginka segalan  sesuatu yang panas dan terbukti akan adanya warna warni dilangit yang akan menerangkan jalan yang telah dilembabkan itu”. Kau pasti masih binggung dengan kata – kata busuk ku itu ? tetapi ku harap saat yang tepat akan menghampirimu dan engkau pastikan tau apa arti dari kata – kata ku yang tak cerdas itu.
Maaf dariku yang tak terselesaikan. Aku merasa telah lancang karena tlah mengirim surat ini kepadamu. Tetapi aku hanya ingin menjadi salah satu orang yang akan kau ingat setelah kepergianmu dari sekolah itu. Sekian dari ku, semoga kau mengerti makna terisat yang mungkin lebih memuakkan dari apapun yang tak pantas kau pikirkan.
Wassalammualaikum wr.wb
Salam rindu,
Fathih iskandar
Aku menutup kembali surat itu sesuai lipatan pertamanya. Helaan nafasku ini membatu ku untuk meneteskan air mata. Aku mengenal fathih iskandar sebatas teman sekelas ku saja. Seorang lelaki yang ku pandang aneh saat bertemu denganku. Lelaki yang kadang membuat ku tak ingin dekat dekat dengan dia. Tapi kali ini surat nya membuat ku yakin bahwa ia adalah orang hebat dan baik hati. Aku tersenyum seketika sambil mengapus air mataku yang terasa asin ini.ku taruh rapi dan ku simpan surat dari fathih itu dengan hati hati dan tersembunyi didala tas merahku. Hari ini aku harus pergi dari kampung ku ini. Menikah dnegan lelaki luar kota yang tak pernah aku cintai.
“din, kau sudah siap ?”, pintu kamar diketuk dan terdengar suara wanita dari luar. Aku langsung beranjak dari tempat aku termenung. Ku angkut sekalian tas ku yang berisi baju. Lagi lagi ku hapus air mataku karena wajahku telah cantik dengan hiasan-hiasan pernikahan. Hari ini juga aku akan ijab kabul dengan lelaki itu.
Aku melangkah membukakan pintu dan ikut ibu keluar rumah menghampiri mobil jemputan kami. Sebelum aku masuk kedalam mobil ku lihat kesekelilingku.
“ ternyata mereka tlah melupakanku”, batinku saat ku dapati tak seorang pun teman yang melepas kepergian ku sore ini. Lagit mendung yang mengajak gemuruhnya ikut menerkam kegalauan hati ku seakan menjadi saksi keremukan jantungku. Tak lama pun aku mulai masuk kedalam mobil. Membenarkan posisiku lalu termenung manatap keluar dari jendela. Saat mobil berjalan saat itu juga hujan turun dengan derasnya.
Mobil yang ku tumpangi melaju pelan seakan hati hati menerjang hujan. Saat itu mataku sayu tak mampu lagi memikirkan apapun. Aku relakan segala masa depan ku demi membayar utang utang ayah dan ibuku. Sebisa mungkin aku tak melihatkan kesedihan ku didepan beliau berdua. Bahkan ibuku tak pernah tau bahwa 3 hari sebelum ini aku menangis ditengah malam.
Mobil yang menghantarkan ku kepelaminan melewati sebuah rumah yang sangat kenal. Disana berdiri seorang pria  yang memandangku tak berhenti saat aku tak sengaja memandangnya. Saat itu aku tersentak dari lamunanku. Aku merasa ada sepercik kebahagian mengalir didarah ku begitu cepat. Mulut ku terbuka, mataku berkaca kaca lagi. Mataku seakan tak ingin berhenti menatapnya. Wajahku kudekatkan kejendela. Leherku seakan berputar menatapnya yang semakin tertinggal. Dia sudah jauh. Jauh dan tak akan lagi aku melihatnya. Tanpa ku sadari dan tak ada satupun orang yang tau aku meneteskan airmata. Aku tertunduk layu. Kesedihan ku datang lagi. Bahkan tambah parah dari sebelumnya.
“sepertinya ada orang yang mengikuti kita”, seketika itu aku menaikkan pandangan ku saat sang supir berkata demikian. Semua orang menatap kejendela belakang mobil. Aku pun tertarik untuk ikut melihat lalu disela sela pandangan ku yang buyar aku melihat seseorang sedang berlari seakan mengejar laju mobilku yang makin lama makin cepat. Seketika itu aku menganga. Tersenyum seakan tak percaya dengan apa yang ku lihat.
Dia. Dia lelaki yang membuat aku tersenyum dan menangis tadi. Kini membuat ku tersenyum bahkan menangis dalam senyum.
Fathih iskandar. Dialah lelaki aneh yang sungguh aneh. Mampu membuat ku meneteskan air mata bahagia. Saat ayah dan ibu kembali menatap kedepan. Aku masih tak mau berhenti menatapnya. Namun dia berhenti berlari ditengah hujan. Lalu melambaikan tangannya kearahku. Mulai detik itu jantung ku tersiram. Seakan aku merasakan hal yang selama ini tak pernah ku rasakan.
18 tahun berlalu. Sudah mulai pula anakku beranjak remaja. Anak lelaki ku ini ku beri nama Muhammad Al Fatih. Ya , disana ku selipkan sebuah nama yang entah kenapa selalu terniang setelah kejadian 19 tahun yang lalu. Sebuah nama yang semasa sekolahku tak pernah aku pikir kan akan menjadi penyejuk hati ku saat aku membaca suratnya. Sebuah nama yang kadang dulu aku sempat geli karena ku tau dia lelaki miskin yang aneh. Mungkin derajat ku dikampung dulu membuat ku selalu memandang remeh setiap anak petani yang berusaha ingin berteman dengan ku. Bahkan untuk Fathih Iskandar penah ku bersumpah tak akan jatuh cinta kepada lelaki yang tak pernah memakai sepatu kesekolah itu. Lelaki yang rambutnya sedikit merah karena setiap siang selalu terbakar matahari. Lelaki yang dulu ku hujat habis habisan karena bau badannya seperti karet terbakar. Seragamnya yang kumuh bahkan tak layak disebut seragam. Badannya yang penuh dengan bintik bintik merah karena terlalu sering kesawah. Membuatku pernah berjanji didepan kawan kawan tak akan pernah mengingatnya sampai aku mati. Tapi kini ?, nyatanya nama itu selipkan didalam nama anakku. Dan dalam hati terselip doa kecil yaitu anak ku nanti dapat membuatku bertemu lagi dengan Fathih Iskandar